Litotes Majas adalah gaya bicara yang bertujuan untuk mengurangi tingkat bicara atau merendahkan diri. Keagungan ini biasanya terdengar agak berlebihan dan bertentangan dengan kenyataan dari pembicara yang sebenarnya.
Contoh Majas Litotes
Berikut adalah beberapa contoh Litotes dalam kalimat:
Saya hanya pekerja intelektual yang makan garam dan nasi putih setiap hari.
Saya menyelesaikan S2 di Amerika dengan otak yang tumpul.
Hanya TV lama ini yang menjadi hiburan harian kami.
Apa kekuatan saya, hanya orang biasa yang ingin bekerja di dunia malaikat seperti Anda?
Mohon terima catatan cinta saya yang keras.
Kami tinggal di kota besar ini.
Setiap hari kita hanya makan seadanya.
Saya hanya orang biasa yang tidak pantas menerima penghargaan ini.
Mobil ini adalah hasil dari bisnis kecil kami.
Mungkin Anda tidak betah dengan tikar ini di rumah saya.
Ayah saya bekerja di mobil biasa.
Saya membawa tas plastik ini ke sekolah.
Menu ini adalah makan siang saya hari ini.
Seperti surga dan bumi, saya tidak pantas bersama pasangan sempurna Anda.
Otak saya tidak akan bisa mencerna materi ini.
Kain ini adalah kebanggaan saya di mana saya pergi.
Pakaian mahal ini tidak cocok untukku dengan tubuh besar.
Saya akan mengumpulkan koin tahun depan untuk melayani orang tua saya.
Mungkin daun ini bisa menutupi hutang Anda.
Anda mungkin tidak pernah bertemu seseorang yang sebodoh saya.
Nama kecil saya yang bisa menghadapi pemain film terkenal.
Peran saya tidak begitu penting dalam proyek ini.
Saya mengikuti langkah demi langkah menuju mimpi itu.
Pelayan kecil seperti saya tidak akan bisa melakukan perjalanan ke tempat yang mewah.
Aku, yang jelek, tidak bisa berdiri di samping yang cantik.
Saya hanya memiliki ijazah dengan karier yang sukses di perusahaan terkenal.
Hadiah dari saya tidak bisa membalas keramahan Anda.
Tidak heran saya mendapatkan penghargaan ini?
Prestasi yang saya raih tidak sebanding dengan banyak keberhasilan Anda.
Kamu lebih layak memenangkan pertandingan ini daripada aku.
Tubuhku yang lemah tidak bisa mengimbangi kekuatanmu ini.
Yang cantik, tidak bisa berdiri di sampingku, yang memiliki wajah biasa-biasa saja.
Jika Anda punya waktu, datanglah ke kabin kami.
Saya membeli sepatu ini saat berlibur di Yogyakarta.
Walaupun saya anak dokter, saya masih mahasiswa biasa.
Ini adalah coretan tak berguna yang telah saya persembahkan untuk Anda.
Saya adalah amatir yang tidak dapat bersaing dengan para profesional seperti itu.
Saya hanya sebutir pasir di ladang pasir.
Saya menggantungkan secercah harapan pada putra tertua saya.
Rumah kecil ini tidak menyenangkan untukmu.
Bantuan yang tidak berdaya ini bisa mengurangi beban Anda.
Saya setua orang ini yang cocok untuk kembali ke sekolah.
Saya adalah wajah biasa-biasa saja di mana mungkin ada seseorang yang ingin menyarankan sesuatu.
Duduk, meskipun Anda hanya lelah.
Tanganku selalu terbuka untukmu kapan pun kamu harus.
Saya senang telah diundang kepada Anda.
Silakan makan adonan sederhana ini.
Maaf, kami hanya menyajikan sayuran bening.
Tubuhku yang kurus dan kurus tidak akan pernah memenangkan pertandingan atletik.
Sepotong harapan saya gantung di sini.
Meski menang, masih ada orang yang lebih tinggi dariku.
Belum lagi mobil, rumah mewah yang tidak mampu saya beli.
Mungkin hanya dalam mimpiku menjadi dokter.
Saya hanya berharap saya bisa datang ke tempat ini.
Jauh dari apa yang saya bayangkan, saya berhasil mendapatkan beasiswa bergengsi ini.
Anda tidak akan menemukan apa pun dari saya.
Tidak ada yang bisa dibanggakan dari orang cacat seperti saya.
Beristirahatlah di sofa kami.
Cahaya ini tidak terlalu terang untuk Anda.
Penghasilan saya hanya cukup untuk makan nasi kucing.
Masih terlalu dini bagi saya untuk mengambil bagian dalam proyek sebesar ini.
Iftaressen kami hanya kencan.
Penampilan saya yang ketinggalan zaman pantas disebut sebagai pemimpin.
Minum air gula hanyalah pelepasan haus.
Cincin imitasi ini diberikan oleh ibuku.
Saya tinggal di daerah yang sempit.
Suara melengkingku hanya bisa ditertawakan.
Ini hanya oleh-oleh dari desa.
Di rumah yang sangat sederhana ini saya tinggal bersama keluarga saya.
Saya bekerja setiap hari hanya untuk memenuhi kebutuhan dapur.
Tidak peduli seberapa keras saya mencoba, itu
itulah beberapa contoh majas litotes yang dapat penulis sampaikan, dikutip dari rumusbilangan.com salah satu majas yang sering keluar di soal un bahasa indonesia adalah majas ini. semoga bermanfaat....
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar